BAB I
PEMBAHASAN
Objek Matematika dan Pendidikan Matematika
Berdasarkan
etimologi, perkataan matematika berarti ilmu pengetahuan yang diiperoleh dengan
bernalar. Disisi lain matematika dipandang sebagai ilmu tentang logika mengenai
bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan lainnya
dan terbagi dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometri. Di Indonesia
setelah penjajahan belanda dan jepang, digunakan istilah “ilmu pasti” ini
menimbulkan kesan bahwa pelajaran matematika merupakan pelajaran tentang
perhitungan-perhitungan yang memberikan hasil yang “pasti” dan “tunggal”. Hal
tersebut dapat menimbulkan suatu miskonsepsi yang harus di tiadakan.Justru
kemungkinan ketidak unggulan hasil itu dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran
matematika untuk mengaktifkan siswa ini tidak terlepas dari kaitan antara
matematika sebagai ilmu atau psikologi pendidikan.
Dalam hai
ini, matematika mempunyai objek kajian yang bersifat Abtrak, walaupun tidak
setiap abtrak adalah matematika.Sementara beberapa matematikawan menganggap
bahwa objek kajian matematika itu adalah konkret dalam pikiran mereka, maka
kita dapat menyebutkan bahwa objek kajian matematika secara lebih tepat sebagai
objek mental atau pikiran.Ada empat yang menjadi objek kajian matematika yaitu
Fakta, Konsep, Operasi dan Prinsip.
A. Objek Kajian Matematika Berupa Fakta
Fakta adalah kovensi-kovensi dalam matematika yang biasanya di ungkapkan
dengan simbol-simbol tertentu. Contoh simbol bilangan “3” secara umum sudah
dipahami sebagai bilangan “tiga” sebaliknya kalau seorang mengucapkan kata
“tiga” dengan sendirinya dapat disimbulkan dengan “3” fakta yang komplek
sepertinya п ≈ 3,14 yang dipahami sebagai pi yang mendekati tiga koma empat
belas. 23 = 2 x 2 x 2 yang dipahami sebagai dua kali dua kali
dua. Dalam geometri biasanya juga terdapat simbol-simbol tertentu, seperti “⊥” yang berarti tegak lurus, “//” yang berarti sejajar. Dalam trigonometri
kita kenal “sin” yang berarti perbandingan atau fungsi sinus. Dalam aljabar
symbol “a,b” menunjukkan pasangan berurutan, symbol f yang dipahami sebagai
fungsi dan masih banyak lagi lainnya.
Cara mempelajari fakta bisa dengan hafalan, drill (latihan terus menerus),
demontrasi tertulis dan lain-lain.Dengan demikian dalam memperkenalkan simbol
dan fakta matematika kepada siswa, guru seharusnya melalui beberapa tahap yang
memungkinkan siswa dapat menyerap makna simbol-simbol tersebut.
Penggunaan fakata yang berupa symbol bila terlalu capat diberikan kepada
siswa, dapat menyebabkan salah pengertian atau miskonsepsi terhadap symbol
tersebut.Selain itu, penekanan pada aspek teknis berupa perhitungan belaka,
juga dapat menimbulkan miskonsepsi tersebut.Contoh terjadinya miskonsepsi pada
symbol adalah siswa seringkali dibimbing hanya menggunakan fakta-fakta
matematika, tanpa memperhatikan pemahamannya. Salah satu contoh adalah
pemahaman terhadap bilangan pi (п). Ada siswa
yang menganggap pi bernilai sama dengan 3,14 atau (22/7) bukannya
sekedar nilai pendekatan. Ada pula yang lebih parah, menganggap nilai pi sama
dengan 1800, bukan memahami sebagai kesetaraan antara radian dan
derajat.
B. Objek Kajian Matematika Berupa Konsep
Konsep
adalah ide abstrak yang dapat menggolongkan atau mengklasifikasi sekumpulan
objek, apakah objek tertentu merupakan contoh konsep atau bukan. Contoh “segi tiga” adalah nama suatu konsep. Dengan konsep itu kita dapat
membedakan mana yang merupakan contoh segi tiga dan mana yang bukan segi tiga.
“bilangan prima” juga nama suatu konsep, yang dengan konsep ini kita dapat
membedakan yang merupakan bilangan prima dan yang bukan bilangan prima. Konsep
bilangan prima lebih komplek dibandingkan konsep segi tiga oleh karena itu
didalam konsep bilangan prima memuat konsep-konsep lain sseperti “bilangan”,
“satu” dan lain-lain. Dalam matematika terdapat konsep yang penting yaitu
“fungsi”, “variabel”, dan “konstanta”. Konsep tersebut, seperti halnya dengan
bilangan, terdapat semua cabang matematika.Banyak konsep lain dalam matematika
yang lebih komplek misalnya matriks, vektor, determinan, gradien, dan lainnya.
Cara menyatakan konsep dalam matematika.
Seseorang akan lebih mudah mempelajari sesuatu bila belajar itu didasari
kepada apa yang telah diketahui. Oleh karena itu, untuk mempelajari suatu
meteri matematika yang baru, penglaman belajar yang lalu dari seseorang itu
akan mempengaruhi terjadinya proses belajar materi matematika tersebut. Menurut
Coney, ada beberapa cara yang dapat ditempuh dalam mengajarkan konsep
matematika, khususnya pada siswa yang berada pada tahap berpikir operasi
formal, yaitu:
a. Pendefinisian
(defining)
Defenisi adalah ungkapan yang membatasi suatu konsep.Dengan adanya defenisi
orang dapat membuat ilustrasi atau gambar atau lambang dari konsep yang
didefinisikan. Sehingga menjadi semakin jelas apa yang dimaksud dengan konsep
tertentu. Konsep lingkaran misalnya “lingkaran dapat didefinisikan sebagai
kumpulan titik-titik pada bidang datar yang memiliki jarak yang sama terhadap
titik tertentu” dengan definisi tersebut akan jelas apa yang disebut dengan
lingkaran. Dengan definisi tersebut pula orang mampu membuat sketsa lingkaran.
Membuat definisi
adalah langkah baik karena definisi menggunakan bahasa yang singkat tetapi
padat dan terstruktur. Dengan definisi juga para siswa akan lebih mudah
memahami konsep-konsep yang ada dalam matematika.
b. Menyatakan syarat cukup
Kita dapat
melihat gaya bahasa dari syarat cukup, yaitu “jika” selain itu juga kadang
digunakan: asalkan, sebab, karena, dengan alasan. Dengan logika syarat cukup,
siswa diharapkan mampu mencari contoh objek yang dinyatakan oleh konsep,
sehingga langkah syarat cukup memudahkan penerapan dari konsep.
c. Memberi
contoh
Hal
ini sangat penting, karena dengan contoh dapat memperjelas siswa tentang konsep
yang dipelajarinya. Untuk itu contoh yang dibrikan adalah berupa contoh-contoh yang sederhana, agar siswa lebih
cepat memahami konsep yang diberikan. kemudian siswa dituntut untuk mencari
contoh-contoh lainnya sendiri.
d. Memberi
contoh disertai alasan.
Pemberian
contoh yang disertai alasan releven dengan penyajian syarat cukup. Dengan kata
lain, alasan yang dikemukakan tidak lain adalah syarat cukup dari defenisi.
Selain itu, contoh yang dibuat siswa tidak dibuat secara spekulatif dan
menghindari unsure tebakan.
e. Memberi
kesamaan atau perbedaan objek yang dinyatakan konsep.
Dalam
mengajarkan suatu konsep, sedang konsep tersebut mempunyai kesamaan/perbedaan
dengan konsep lain, maka sebaiknya dituntut siswa mengemukakan
persamaan/perbedaan yang ada, sehingga siswa benar-benar memahami konsep yang
dipelajari itu dengan sebaik-baiknya.
f. Memberi suatu contoh penyangkal.
Yaitu contoh
yang dinakan untuk menyangkal kesalahan generalisasi atau defenisi.Misal
seorang siswa menyatakan bahwa trapesium adalah segi empat yang mempunyai
sepasang sisi yang sejajar.
g. Menyatakan syarat perlu.
Untuk
menunjukkan pernyataan merupakan suatu syarat perlu, biasanya digunakan tanda
linguistik “harus” atau “hanya jika”.Misal sebuah segi empat jajaran genjang
hanya jika (harus) kedua pasang sisi yang berlawanan sejajar.
h. Menyatakan
syarat perlu dan cukup.
Untuk
menyatakan objek suatu konsep mempunyai syarat perlu dan cukup biasanya
digunakan kata “jika dan hanya jika”, dengan menyatakan syarat perlu dan cukup
memungkinkan siswa menguasai konsep dengan baik, karena syarat cukup dapat
mengidentifikasi contoh, sedangkan syarat perlu dapat mengidentifikasi bukan
contoh.
C. Objek kajian Matematika berupa operasi
Operasi adalah pengerjaan hitung, pengerjaan aljabar dan pengerjaan Matematika
yang lain. Contoh misalnya “penjumlahan”, gabungan dan “irisan” unsur-unsur
yang dioperasikan juga abstrak. Pada dasarnya operasi dalam matematika adalah
suatu fungsi yang relasi khusus, karena operasi adalah aturan untuk
memperoleh elemen tunggal dari satu atau lebih elemen yang diketahui.
Semesta dari elemen-elemen yang diketahui maupun elemen yang diperoleh dapat
sama dapat juga berbeda. Elemen tunggal yang diperoleh disebut hasil operasi,
sedangkan satu atau lebih elemen yang diketahui disebut elemen yang
dioperasikan. Dalam Matematika dikenal macam-macan operasi yaitu: “Operasi
unair”, kemudian operasi biner, operasi terner dan sebagainya. Penjumlahan
adalah operasi biner, karena elemen yang dioperasikan ada dua. Tetapi “tambah
lima” adalah operasi unair, karena elemen yang ditambah Cuma satu. Dalam
himpunan dikenal operasi “gabungan” adalah operasi biner, tetapi “komplemen”
adalah operasi unair seringkali operasi disebut skill bila yang ditekankan
adalah ketrampilannya.
D. Objek kajian matematika berupa prinsip
Prinsip adalah objek kajian matematika yang lebih komplek, prinsip dapat
terdiri atas beberapa fakta, beberapa konsep yang dikaitkan oleh suatu relasi
ataupun operasi.Secara sederhana dapat dikatakan bahwa prinsip adalah hubungan
antara berbagai objek dasar Matematika. Prinsip
dapat berupa aksioma, teorema sifat dan sebagainya.Contohnya sifat komutatif
dan sifat asosotiatiif dalam aritmatika merupakan suatu prinsip, begitu pula
dengan teorema phytagoras. Contoh sebuah aksioma antara lain melalui “satu
titik A diluar sebuah garis g dapat dibuat tepat sebuah garis yang sejajar
garis g”.
Siswa dianggap telah memehami suatu prinsip apabila ia telah memahami bagaimana
prinsip itu dibentuk dan dapat menggunakannya pada situasi yang cocok. Bila
demikian dia telah memahami fakta konsep atau definisi, serta operasi yang
termuat dalam prinsip tersebut.
BAB II
PENUTUP
Kesimpulan
A. Matematika mempunyai objek kajian yang
bersifat abstrak,walaupun tidak setiap objek abstrak adalah matematika.
Sementara ada yang menganggap bahwa objek kajian matematika itu adalah konkrit
dalam pikiran mereka, maka kita dapat menyebutkan bahwa objek kajian matematika
secara lebih tepat sebagai objek mental atau pikiran.
B. Objek kajian matematika berupa fakta yaitu kovensi-kovensi dalam matematika yang biasanya diungkapkan dalam symbol-simbol tertentu.
C. Objekkajian matematika berupa konsep yaitu ide abstrak yang dapat digunakan untuk menggolongkan atau mengklasifikasikan sekumpulan objek, apakah objek tertentu merupakan contoh konsep atau bukan.
B. Objek kajian matematika berupa fakta yaitu kovensi-kovensi dalam matematika yang biasanya diungkapkan dalam symbol-simbol tertentu.
C. Objekkajian matematika berupa konsep yaitu ide abstrak yang dapat digunakan untuk menggolongkan atau mengklasifikasikan sekumpulan objek, apakah objek tertentu merupakan contoh konsep atau bukan.
Cara
menyatakan konsep dalam matematika yaitu:
1. Pendefinisian
2. Menyatakan syarat cukup
3. Memberi
contoh
4. Member
contoh beserta alasannya
5. Member
kesamaan atau perbedaan objek yang dinyatakan konsep
6. Member
contoh penyangkal
7.Menyatakan
syarat perlu dan syarat cukup
D. Objek kajian berupa operasi yaitu pengerjaan hitung, pengerjaan aljabar
dan pengerjaan Matematika yang lain.
E. Objek
kajian berupa prinsip yaitu objek kajian matematika yang lebih komplek, prinsip
dapat terdiri atas beberapa fakta, beberapa konsep yang dikaitkan oleh suatu
relasi ataupun operasi.
DAFTAR PUSTAKA
Hudojo H. 1990. Strategi Mengajar Belajar Matematika. Malang : IKIP
Soedjadi.2000. Kiat Pendidikan Matematika Di Indonesia.Jakarta :
Depdiknas
Sukardjono. 2003. Filsafat Dan Sejarah Matematika. Jakarta : UT
Referensi Internet :
http://makalah-filsafat-matematika.blogspot.co.id/
http://makalah-filsafat-matematika.blogspot.co.id/
http://blog.unnes.ac.id/faza/2011/05/30/mempelajari-konsep-matematika/
http://fadjarp3g.files.wordpress.com/2008/12/download_08_gagne_median_1.pdf
http://id.shvoong.com/social-sciences/educatio